Pengorbanan Cinta
Untuk
meraih cinta memang selalu dibutuhkan pengorbanan. Setidaknya begitulah
kata Bang Haji Rhoma Irama, sang maestro dangdut idolaku
. Tanpa pengorbanan, biasanya cinta tidak akan berjalan dengan
langgeng. Percaya deh, pengorbanan sekecil apapun sangat kita perlukan
untuk melanggengkan cinta. Tentunya yang saya soroti adalah cinta
terhadap pasangan kita, lebih khusus lagi adalah terhadap istri kita.
Sebenarnya konteksnya berkorban disini
bukanlah sebuah paksaan yang harus kita lakukan, karena apa yang kita
lakukan memang sebuah keharusan yang berada dalam lingkup hak dan
kewajiban suami istri. Tapi tetap saja kan? Walau begitu, sering kita
merasa bahwa apa yang kita lakukan sudah sangat lain ceritanya ketika
kita melakukannya sewaktu bujangan atau pacaran.
Baiklah akan
saya urai satu persatu apa saja yang harus dikorbankan dalam sebuah
pernikahan itu. Dan untuk lebih memudahkan, saya akan menjadikannya
dalam beberapa point.
1. Materi
Ini adalah hal yang paling lumrah yang
memang dalam faktanya menjadikan sebuah kewajiban seorang suami untuk
menafkahi istrinya lahir dan batin. Nafkah lahir berupa harta, uang
belanja, perhiasan dan lain-lain yang sifatnya materi. Dan nafkah batin
adalaaah… ah anda sudah pasti tahu jawabannya. Malu saya untuk membahasnya hehe.
Maka dari itu sebelum anda diwajibkan
memenuhi point ini. Alangkah baiknya anda semua mempersiapkannya sejak
dini. Daripada anda dikebiri istri karena gak bisa memberikan jatah uang
belanja. Lebih baik sebelum anda menikah, anda bekerja dan menabung
dulu. Itu adalah sikap antisipasi nomor satu jika anda ingin hidup
nyaman dan disayang istri. Fakta membuktikan, jaman sekarang para wanita
tidak begitu membutuhkan cinta yang isinya hanyalah rayuan gombal
semata. Preet.. hehe.
Para wanita sekarang sudah bisa berpikir
logis dalam memilih seorang pria untuk dijadikan sebagai pasangan
hidupnya. Mau dibilang cewek matre silakan, tapi ingatlah kawan! Tidak
ada wanita yang mau diajak menikah untuk hidup dalam keadaan yang
sengsara dan serba kekurangan hehe. Maka dari itu nasihat pertama dari seorang master pernikahan seperti saya
adalah, disarankan kepada para calon suami yang akan menikah untuk
menabung sebanyak-banyaknya dan minimal mempunyai pekerjaan tetap. Kalau
anda mau nekad menikah dengan modal pas-pasan, maka itu tanggung jawab
anda. Mungkin solusinya, anda bisa memilih calon istri yang bisa dibujuk
untuk hidup pas-pasan hehe. Walau rezeki itu sudah diatur,
maka apa yang saya tuliskan disini adalah sebagai bentuk antisipasi yang
logis untuk anda yang sampai saat sekarang masih mengalami masalah
dalam urusan finansial seperti saya.
2. Tenaga
Ini adalah suatu bentuk pengorbanan yang
sangat lumrah juga, yang biasa dilakukan oleh seorang suami terhadap
istrinya. Apalagi seperti saya, yang kini sudah punya anak. Maka, hal
yang paling sering saya lakukan ketika berada di rumah adalah… Melakukan
hampir semua pekerjaan rumah kecuali masak, dimulai dari menyapu
lantai, mencuci, menjemur baju, mengangkat jemuran dan menyetrikanya,
membereskan tempat tidur dan buku-buku yang berserakan, antar jemput
istri ke sekolahan, sampai mengantar istri belanja ke pasar. Dan timbal
balik yang akan istri saya lakukan adalah istri akan memasak makanan
kesukaan saya, memijit saya dan eheem.. Untuk usia 17 tahun ke atas lagi hehe.
Sebenarnya semua pekerjaan rumah itu
lazimnya dilakukan oleh seorang istri, tapi dikarenakan istri saya juga
bekerja dan saya memang punya banyak waktu luang. Maka, sebagai bentuk
kesadaran diri tingkat tinggi, saya pun ikhlas untuk melakukan itu
semata-mata untuk meringankan beban istri saya. Mungkin anda akan
berkata ” So sweet banget sih, suami idola bangeeeet dech...” Prikitieeew…
3. Waktu dan Pikiran
Ketika sudah berumah tangga, maka ada
waktu-waktu yang harus kita korbankan untuk keluarga. Jangan pernah
keluyuran setelah pulang kerja, kalau tidak mau pintu rumah dikunci dari
dalam oleh istri dan kita dilarang untuk masuk apalagi bobo bareng xixi.
Kegiatan untuk mengantar jemput istri kemana saja adalah waktu yang harus kita luangkan, ikhlaskan kalau ternyata title “Tukang Ojek Pribadi”
harus menempel pada diri anda. Meluangkan waktu untuk mendengar
curhatan istri sebelum tidur dan temani istri ketika sedang memasak di
dapur.
Kalau misalnya istri juga bekerja,
biasanya istri suka mendapatkan masalah-masalah dalam pekerjaannya.
Bantulah untuk mencarikan solusi dan kalau kita bisa untuk menyelesaikan
pekerjaan kantor yang ia bawa, maka ikhlaskan juga waktu anda untuk
ikut begadang bersama istri hehe.
Akhir kata, itulah sedikit cerita
mengenai pengorbanan untuk cinta. Saya tidak membahas cinta dalam ruang
lingkup pacaran, karena pacaran itu tidak menjamin akan berujung pada
pernikahan. Dan menurut saya, berkorban untuk pacar hanyalah
membuang-buang waktu, uang, pikiran dan tenaga saja. Lebih baik curahkan
semua pengorbanan itu untuk keluarga anda, kecuali memang anda sudah
cukup kaya untuk banyak mengorbankan sesuatu untuk pacar anda yang belum
tentu akan menjadi istri anda. Jadi lebih baik ajak pacar anda untuk
menikah, kalau dia tidak mau mending putuskan saja pacar anda hahaha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar