Minggu, 13 Mei 2012


Pengorbanan Cinta

Untuk meraih cinta memang selalu dibutuhkan pengorbanan. Setidaknya begitulah kata Bang Haji Rhoma Irama, sang maestro dangdut idolaku :D . Tanpa pengorbanan, biasanya cinta tidak akan berjalan dengan langgeng. Percaya deh, pengorbanan sekecil apapun sangat kita perlukan untuk melanggengkan cinta. Tentunya yang saya soroti adalah cinta terhadap pasangan kita, lebih khusus lagi adalah terhadap istri kita.
Sebenarnya konteksnya  berkorban disini bukanlah sebuah paksaan yang harus kita lakukan, karena apa yang kita lakukan memang sebuah keharusan yang berada dalam lingkup hak dan kewajiban suami istri. Tapi tetap saja kan? Walau begitu, sering kita merasa bahwa apa yang kita lakukan sudah sangat lain ceritanya ketika kita melakukannya sewaktu bujangan atau pacaran.
Baiklah akan saya urai satu persatu apa saja yang harus dikorbankan dalam sebuah pernikahan itu. Dan untuk lebih memudahkan, saya akan menjadikannya dalam beberapa point.
1. Materi
Ini adalah hal yang paling lumrah yang memang dalam faktanya menjadikan sebuah kewajiban seorang suami untuk menafkahi istrinya lahir dan batin. Nafkah lahir berupa harta, uang belanja, perhiasan dan lain-lain yang sifatnya materi. Dan nafkah batin adalaaah… ah anda sudah pasti tahu jawabannya. Malu saya untuk membahasnya hehe.
Maka dari itu sebelum anda diwajibkan memenuhi point ini. Alangkah baiknya anda semua mempersiapkannya sejak dini. Daripada anda dikebiri istri karena gak bisa memberikan jatah uang belanja. Lebih baik sebelum anda menikah, anda bekerja dan menabung dulu. Itu adalah sikap antisipasi nomor satu jika anda ingin hidup nyaman dan disayang istri. Fakta membuktikan, jaman sekarang para wanita tidak begitu membutuhkan cinta yang isinya hanyalah rayuan gombal semata. Preet.. hehe.

Para wanita sekarang sudah bisa berpikir logis dalam memilih seorang pria untuk dijadikan sebagai pasangan hidupnya. Mau dibilang cewek matre silakan, tapi ingatlah kawan! Tidak ada wanita yang mau diajak menikah untuk hidup dalam keadaan yang sengsara dan serba kekurangan hehe. Maka dari itu nasihat pertama dari seorang master pernikahan seperti saya adalah, disarankan kepada para calon suami yang akan menikah untuk menabung sebanyak-banyaknya dan minimal mempunyai pekerjaan tetap. Kalau anda mau nekad menikah dengan modal pas-pasan, maka itu tanggung jawab anda. Mungkin solusinya, anda bisa memilih calon istri yang bisa dibujuk untuk hidup pas-pasan hehe. Walau rezeki itu sudah diatur, maka apa yang saya tuliskan disini adalah sebagai bentuk antisipasi yang logis untuk anda yang sampai saat sekarang masih mengalami masalah dalam urusan finansial seperti saya.
2. Tenaga
Ini adalah suatu bentuk pengorbanan yang sangat lumrah juga, yang biasa dilakukan oleh seorang suami terhadap istrinya. Apalagi seperti saya, yang kini sudah punya anak. Maka, hal yang paling sering saya lakukan ketika berada di rumah adalah… Melakukan hampir semua pekerjaan rumah kecuali masak, dimulai dari menyapu lantai, mencuci, menjemur baju, mengangkat jemuran dan menyetrikanya, membereskan tempat tidur dan buku-buku yang berserakan, antar jemput istri ke sekolahan, sampai mengantar istri belanja ke pasar. Dan timbal balik yang akan istri saya lakukan adalah istri akan memasak makanan kesukaan saya, memijit saya dan eheem.. Untuk usia 17 tahun ke atas lagi hehe.
Sebenarnya semua pekerjaan rumah itu lazimnya dilakukan oleh seorang istri, tapi dikarenakan istri saya juga bekerja dan saya memang punya banyak waktu luang. Maka, sebagai bentuk kesadaran diri tingkat tinggi, saya pun ikhlas untuk melakukan itu semata-mata untuk meringankan beban istri saya. Mungkin anda akan berkata ” So sweet banget sih, suami idola bangeeeet dech...” Prikitieeew…
3. Waktu dan Pikiran
Ketika sudah berumah tangga, maka ada waktu-waktu yang harus kita korbankan untuk keluarga. Jangan pernah keluyuran setelah pulang kerja, kalau tidak mau pintu rumah dikunci dari dalam oleh istri dan kita dilarang untuk masuk apalagi bobo bareng xixi.
Kegiatan untuk mengantar jemput istri kemana saja adalah waktu yang harus kita luangkan, ikhlaskan kalau ternyata title “Tukang Ojek Pribadi” harus menempel pada diri anda. Meluangkan waktu untuk mendengar curhatan istri sebelum tidur dan temani istri ketika sedang memasak di dapur.
Kalau misalnya istri juga bekerja, biasanya istri suka mendapatkan masalah-masalah dalam pekerjaannya. Bantulah untuk mencarikan solusi dan kalau kita bisa untuk menyelesaikan pekerjaan kantor yang ia bawa, maka ikhlaskan juga waktu anda untuk ikut begadang bersama istri hehe.
Akhir kata, itulah sedikit cerita mengenai pengorbanan untuk cinta. Saya tidak membahas cinta dalam ruang lingkup pacaran, karena pacaran itu tidak menjamin akan berujung pada pernikahan. Dan menurut saya, berkorban untuk pacar hanyalah membuang-buang waktu, uang, pikiran dan tenaga saja. Lebih baik curahkan semua pengorbanan itu untuk keluarga anda, kecuali memang anda sudah cukup kaya untuk banyak mengorbankan sesuatu untuk pacar anda yang belum tentu akan menjadi istri anda. Jadi lebih baik ajak pacar anda untuk menikah, kalau dia tidak mau mending putuskan saja pacar anda hahaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar