Minggu, 13 Mei 2012

Pengorbanan Seorang Ibu Tanpa Batas


OPINI | 01 May 2010 | 01:45 Dibaca: 933   Komentar: 2   1 dari 2 Kompasianer menilai Bermanfaat Hari kamis, aduh rasanya males sekali untuk keluar rumah. Sebenarnya sih pengen jalan-jalan untuk mencari udara segar. Untuk menghilangkan rasa penat dan bosan dirumah. Ah, saya paksakan saja tuk pergi jalan-jalan keluar. Akhirnya, saya sms temen untuk ngajak jalan-jalan bareng. Eh, kebeneran temen pun menyambut ajakan saya. Jadinya, jadi juga deh jalan-jalan.
Lalu, saya langkahkan kaki berjalan menuju “Mahattah” ( terminal bis) yang tidak jauh dari tempat kosan. Yah, kira-kira 200 meter dari tempat saya ngekos. Itung-itung jalan beneran, sebelum saya pikir tar juga bakalan naik bis. Temen yang telah saya sms pun telah menunggu di depan. Tidak banyak basa-basi, saya langsung menyalaminya. Ayo, berangkat. Habis itu jalan deh. Karena memang, temen saya bener-bener pengen jalan tidak mau naik mobil. Ia bilang, katanya kamu ngajak jalan-jalan, ayo kita jalan aja. Wah, inimah nyiksa,..hiks-hiks..padahal saya ngajak jalan kan bukan beneran jalan kaki, hehe…
Hmmmm, terpaksa. Akhirnya saya ngikutin juga jalan. Sambil menelusuri jalan yang di lalui, saya pun bercerita-cerita sama temen itu. Karena dijalan sangat rame dengan kendaraan yang lalulalang. Memang asyik juga, bener-bener jalan kaki. Jalan-jalan di keramaian kota memang sangat asyik dan menyenangkan. Apalagi jalannya rame-rame. Rasa lelah dan haus pun tak terasa. Karena dijalannya sambil ngobrol dan bercanda. Perjalanan jauhpun tak terasa, tau-tau sudah sampai saja ditempat tujuan.
Memang, tujuannya jalan ke daerah At Thaba. Yah, sampai juga di daerah itu. At Thaba adalah, daerah yang terletak di pusaran kota Kairo. Daerahnya, sangat ramai. Karena memang, pusat perdagangan disana. Jadi, tidak heran kalau daerah itu dipenuhi oleh orang-orang yang berbelanja disana. Munkin juga, orang-orang mau berdesak-desakan disana karena memang benar-benar mau belanja. Atau juga, mereka hanya ingin jalan-jalan tuk menghilangkan rasa jenuh dirumah, seperti yang saya lakukan bersama temen.
Ketika saya jalan ditengah keramaian orang, tiba-tiba saya melihat ibu tua yang sedang duduk di pinggiran jalan. Ibu tua itu, kelihatannya sangat sedih sekali. Dengan rasa penasaran saya hampiri ibu tua tersebut. Seraya mengucapkan salam. “Assalamuikum” lalu ibu tua itu menjawab. “Walaikumsalam warahmatullahiwabarakatuh’, dengan jawaban yang sempurna. Karena kita dianjurkan, ketika orang mengucapakan salam, maka jawablah dengan jawaban yang sempurna. Seperti, jawaban ibu tadi.
Dengan modal bahasa arab amiyah,(bahasa sehari hari yang digunakan orang Mesir, atau orang Arab lainnya) yang pas-pasan. Tapi, lumayan-lah ibu tua itu bisa mengerti dan paham perkataan saya, hmmmm. Kalau di alih bahasakan menjadi bahasa indonesia, kira-kira jadinya seperti ini. Lho kok, jadi bahasa indonesia nih, bukannya berbicara sama orang Mesir. Yah, daripada saya nulisnya salah, kan jadinya malu sama anda yang membaca ini. Lalu, anda mengetawain saya donk! Boong, hanya just kidding. Lanjut aja yah, daripada saya ngebahas soal bahasa, jadinya kapan ceritanya. Sabar, katanya kan orang sabar disayang Tuhan.
“Ibu! Apa kabar? Sambil melirik kepada saya ibu itu menjawab. Alhamdulillah baik yabni, (Nak). Lalu, ibu tua itu malik nanya, darimana kamu nak? Owh, saya dari indonesia bu. Kemudian ibu tua tadi nanya lagi. Kamu lagi ngapain nak disini? Saya lagi jalan-jalan aja bu. Dan kebetulan saya lewat kesini. Melihat ibu sepertinya lagi bersedih. Maka, saya penasaran ingin bertanya kepada ibu. Sebenarnya ada apa bu? Dengan penuh semangat ibu itu bercerita. Begini nak! Ibu mempunyai seorang anak satu-satunya, tapi anak ibu sudah hampir dua minggu tidak pulang kerumah. Ibu khawatir, takut anak ibu kenapa-kenapa?
Sambil duduk saya bertanya lagi kepada ibu tua itu. Memangnya, ibu dari mana? Saya dari Mansurah nak. Jauh juga ibu dari Mansurah ke at Thaba. Iya nak! Ibu udah cape, lelah, dan sampai sekarang ibu masih belum menemukan anak ibu yang hilang itu. Mansurah adalah nama tempat yang ada di Mesir. Sebuah propinsi yang jauh dari kota Kairo.
Memangnya, anak ibu kenapa? Begini nak, anak ibu tidak seperti anak-anak yang lainnya. Ia sakit (kurang normal). Jadi, ibu sangat khawatir sekali. Ia tidak tau apa-apa, untuk pulang pun dia tidak tahu. Munkin dia kesasar tidak tahu jalan pulang.
Kemudian saya bertanya kembali. Kenapa ibu tidak lapor polisi aja bu. Kalau ibu lapor polisi, pasti anak ibu cepat ditemukan. Sambil menangis ibu tua itu menjawab. Ibu telah lapor polisi, tapi sampai saat ini belum ada kabarnya. Ibu sudah putus asa nak. Ibu harus mencari kemana lagi.
Mendengar perkataan seorang ibu tadi. Lamunan Saya langsung menerang jauh kedepan. Saya jadi teringat pada ibu sendiri. Bagaimana, seorang ibu yang selalu memikirkan anaknya yang nan jauh disana. Munkin, ia selalu memikirkan anaknya setiap detik, setiap jam, setiap hari, bahkan setiap detik napasnya. Ia selalu memikirkannya, bagaimana kabar anakku yang nan jauh disana. Ia selalu memikirkannya, bagaimana anakku sehat-sehat saja di sembrang sana. Walaupun, belum tentu anak yang dipikirkannya memikirkan ibunya.
Tak terasa, air matapun mengalir membasahi pipi saya. Karena saking terharunya dengan perkataan seorang ibu tua tadi. Bagaimana, seorang ibu yang telah tua renta. Masih tetap berjuang untuk mencari anak yang dicintainya. Ia tidak kenal lelah dan cape untuk tetap mencari belahan jiwanya. Walaupun, ia sendiri tidak tau keberadaan anaknya itu. Tapi pengorbanannya tak terbatas waktu.
Seorang ibu yang selalu sayang dan cinta pada anaknya. Seorang ibu yang selalu berkorban demi masa depan anaknya. Seorang ibu yang selalu memikirkan, bagaimana anaknya bisa tumbuh besar dengan sehat dan bahagia.
Cerita di atas hanya sebagai gambaran, begitu sayangnya seorang ibu terhadap anaknya. Sampai-sampai Saya sendiri di sini tidak bisa lagi melanjutkan obrolan dengan ibu tua tadi. Karena saya sudah tidak kuat lagi untuk meneruskan pembicaraan dengan ibu itu. Pikiran saya langsung buntu secara tiba-tiba. Tidak kuat lagi untuk mendengarkan ibu itu bercerita. Saya hanya bisa berucap, semoga ibu bisa cepat menemukan anak ibu yang hilang. Semoga Allah bisa mempertemukan ibu dengan dia.
Pada waktu itu, saya tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolongnya. Saya hanya berdoa dalam hati. “Ya Allah, semoga Engkau bisa mempertemukan ibu ini dengan anaknya”. Itu yang terucap dalam doa saya. Kemudian, saya minta izin untuk pamitan padanya. Dengan rasa sedikit gembira ibu itu berkata; terimakasih nak! Telah menemani ibu. Semoga Allah memberkati hidupmu. Amin. Itu jawaban yang saya dapat ucapkan.
Seorang Ibu yang telah melahirkan dan membesarkan kita dengan penuh kasih sayang tanpa mengharapkan imbalan apapun. Seorang Ibu yang mampu memberikan waktunya 24 jam sehari bagi anak-anaknya, tidak ada perkataan bosan, tidak ada perkataan lelah ataupun tidak mungkin. Seorang Ibu yang selalu mendoakan dan mengingat anaknya tiap hari, tiap menit, bahkan di sepanjang hidupnya. Bukan hanya waktu tertentu saja. Kenapa kita baru bisa dan mau memberikan waktu, atapun hadiah kepada Ibu kita hanya pada waktu tertentu saja. Munkin hanya ketika kita sedang mengingatnya, atau sama sekali tidak. Sedangkan di hari-hari lainnya tidak pernah mengingatnya, boro-boro memberikan hadiah, untuk menelpon saja kita tidak punya waktu.
Kita akan bisa lebih membahagiakan Ibu kita apabila kita mau memberikan sedikit waktu kita untuknya, waktu nilainya ada jauh lebih besar daripada hadiah yang diberikan kepadanya. Kasih dan sayangnya tidak pernah akan terbalas oleh apa pun. Bagi yang masih jauh dari ibu, Kapan kita terakhir kali menelpon Ibu? Kapan terakhir kali kita mengajak Ibu ngobrol? kapan terakhir kali kita memberikan kecupan manis dengan ucapan terima kasih kepada Ibu kita? Dan kapankah kita terakhir kali berdoa untuk Ibu kita?
Berikanlah kasih sayang selama Ibu kita masih hidup, percuma kita memberikan hadiah ataupun tangisan apabila Ibu telah tiada. Hanyalah doa dah perhatian yang ibu harapkan. Ibu pengorbananmu yang besar, kasih dan sayangmu yang tulus, tak bisa anakmu balas dengan apa pun. Semoga ibu selalu hidup bahagian di dunia dan di akhirat. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar